Penunjukan resmi untuk pesawat ini adalah A-10 Thunderbolt II, dinamai setelah pendahulunya yang terkenal pada perang dunia ke 2 yaitu P-47 Thunderbolt. Namun, nama panggilan "Warthog" sangat populer dan dicintai hingga muncul di dokumen resmi. pesawat dengan kemampuan serangan darat yang kuat ini terbukti berkali-kali dalam pertempuran.
A-10 Warthog mencerminkan sifat perang yang berubah pada saat itu. Ketika konflik Vietnam berkembang, menjadi jelas bahwa Militer Amerika membutuhkan generasi baru pesawat darat. pesawat ini harus lebih cepat dan lebih kuat untuk mengirimkan senjata ke medan perang dan dapat menghindari tembakan musuh.
Pada tahun 1966 Angkatan Udara A.S. menguraikan kebutuhannya untuk pesawat serang darat dan mengundang produsen untuk mengirimkan desain potensial. Persyaratannya sederhana tetapi menantang untuk dipenuhi. dan Pesawat baru ini tentu harus murah, kuat, dengan kemampuan muatan 16.000 lbs, jarak landasan pacu 4.000 kaki atau kurang, kemampuan manuver kecepatan rendah yang sangat baik, dan kemampuan bertahan yang ekstrem. Sebuah perusahaan bernama Fairchild Republic menjawab panggilan itu, dan mulai mengerjakan prototipe yang akan menjadi A-10.
Desain A-10 Warthog hampir unik. Ini mencerminkan misi pesawat. Area sayap besar, aileron besar, dan rasio aspek sayap tinggi semuanya berkontribusi pada kemampuan manuver A-10 yang sangat baik terutama pada kecepatan rendah.
Senjata integral utama dari A-10 Warthog adalah Autocannon tipe-tipe Avenger Gatling tipe-mount 30mm yang dipasang di hidung. Selain berkontribusi pada tampilan ikonik Warthog, itu juga memungkinkan opsi penyerangan untuk target udara ke darat atau udara ke udara.
Meskipun kekuatannya ekstrim dan banyak penghargaan, masa depan A-10 Warthog tetap tidak pasti. Sifat menua armadanya menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan pada saat drone tak berawak mengambil alih serangan darat dan menutup peran A-10 dalam dukungan udara. sampai saat ini belum ada rencana pasti A-10 untuk pensiun
Chengdu J-20
Chengdu J-20, Jet Tempur Andalan Tiongkok yang Bikin Amerika-Rusia Ketar-Ketir.
Meskipun Swedia dan Prancis bisa dibilang merupakan produsen pesawat yang mumpuni dan berpengalaman,
Amerika dan Rusia memang mendominasi soal pamor alutsista udara. Namun, untuk kehebatan tunggu dulu. Prancis dan Swedia juga tak kalah greget. Tak hanya itu saja, Tiongkok pun juga mulai menunjukkan tajinya sebagai calon negara produsen pesawat hebat. Ya, hal tersebut ditunjukkan negeri tirai bambu ini dengan merilis Chengdu J-20 yang digadang sangat hebat. Bahkan katanya bisa mengalahkan Sukhoi-nya Rusia maupun Lockheed Martin-nya AS.
Tak hanya itu, pesawat ini juga dilengkapi dengan kemampuan menghilangkan jejak di radar serta sistem deteksi target dengan electro-optical.
Keunggulan J-20 Dibanding Jet Tercanggih Amerika yang setara dengan jet-jet kekinian, J-20 juga dipercaya memiliki banyak keunggulan. Terutama jika dibandingkan dengan pesawat-pesawat buatan Amerika.
Tak hanya diceritakan kehebatannya, J-20 ini juga sering diulas keburukannya. Keburukan di sini bukan soal kemampuan atau semacamnya, melainkan rumor kalau sang jet baru Tiongkok ini diduga kuat hasil curian. Dugaan sementara, para pembuat J-20 sebelumnya telah mendapatkan data-data rahasia milik F-22 dan F-35 yang dicuri.
Kalau dilihat dari desain atau bentuknya, J-20 ini memang agak mirip dengan F-22 Raptor milik Amerika. Namun, J-20 memiliki sayap di bagian depan sehingga tidak identik. Sedangkan untuk teknologinya, diduga J-20 ini menjiplak F-35. Jadi, apakah benar kalau J-20 pesawat curian dan jiplakan? Belum pernah ada yang mengonfirmasi hal tersebut.
Hadirnya J-20 Membuat Militer Tiongkok Makin Mematikan. Sekarang, mereka tak perlu lagi bergantung kepada barat untuk membeli jet-jet tempur. Dan ini pun akan berdampak kepada kekuatan militer Tiongkok secara keseluruhan.
Pesawat J-20 ini diduga biaya pengadaannya jauh lebih murah dan singkat daripada jet-jet tempur lainnya. Dan didukung dengan kekuatan keuangan yang besar, rasa-rasanya bukan mustahil bagi Tiongkok untuk memproduksi pesawat ini dalam skala besar. Kalau sudah seperti ini, maka dunia wajib waspada. Termasuk bagi negara-negara yang tidak akur dengan negeri panda ini.
No comments:
Post a Comment